-->

Renungan Minggu Sengsara Sebelum Paskah

 Bumi/Tanah Tidak Sehat.
'erets ló 'aruwkah

Dalam perenungan akan arti Kesengsaraan yang dilalui oleh Yesus Kristus dua ribu tahun lalu " Markus 8 : 31", demi memperbaiki hubungan Manusia dengan Allah yang rusak karna dosa-dosa manusia sendiri, semestinya membawa kita pada kesadaran betapa berharganya kehidupan sebagai manusia.

Manusia seharusnya dan selayaknya mengerti benar akan arti kesengsaraan-Nya itu, dan berterima kasih serta hidup seturut Kehendak-Nya, sebagai bentuk nyata rasa terima kasih itu.
Tetapi kenyataannya sampai sekarang kebanyakan dari kita justrul menjadi penyebab kesengsaraan-kesengsaraan bagi sesama kita dan bahkan bagi Bumi/Tanah ini.

Disaat Virus Corona menjadi pergumulan Dunia sampai ke pelosok-pelosok seperti di Raijua, kita berpikir bahwa umat manusia ada dalam kesengsaraan/kesakitan, dan memang terlihat demikian. Namun dalam perenungan kita harus sadar bahwa sebenarnya yang sedang sengsara/sakit adalah Bumi/tanah ini, karna ulah terbesar dari manusia sendiri "Yeremia 12 : 1-4".

Dahulu sejak zaman nenek moyang kita, setiap penyakit pasti akan ditemukan obat yang disediakan oleh Bumi/Tanah, tetapi sekarang tidak, virus Corona dan penyakit lainnya seakan tiada obatnya! Karena apa? 

Bumi/Tanah tidak lagi baik seperti dahulu, Bumi/Tanah begitu sengsara dalam kesakitan akibat ulah kita, Mulai dari hal kecil seperti membuang sampah sembarangan, sampai hal yang besar seperti limbah pabrik dan penebangan Hutan.

Ya, Bukan manusia yang sedang sengsara, Tetapi Bumi/Tanah yang sedang sengsara "Mazmur 107 : 34". Kesengsaraan kita hanyalah ikutan dari itu dan tidak adanya lagi pertolongan yang disediakan oleh Bumi/Tanah ini.
Maknailah kesengsaraan di minggu-minggu sengsara ini, agar kita sadar tanggungjawab iman kita yang sesungguhnya selama ini terabaikan. 

Oleh: Setiawan Patipalohi, Februari 2021, Pelayan Jemaat Di GMIT Sion Boko, Raijua
RELATED TOPIC

RECOMENDATION FOR YOU

DO NOT MISS THIS

Post a Comment

banner