MENDOAKAN ARWAH TIDAK ALKITABIAH?
Dalam berbagai diskusi, umat non Katolik mengatakan bahwa praktek mendoakan arwah orang mati tidak memiliki dasar biblis oleh karena itu mereka menolaknya.
Benarkah pendapat mereka itu? Tentu saja tidak benar. Praktek mendoakan arwah itu sudah ada jauh sebelum zaman Yesus. Dan itu tercatat dalam Kitab Makabe yaitu:
2 Makabe 12:43-45 Kemudian: dikumpulkannya uang di tengah-tengah pasukan. Lebih kurang dua ribu dirham perak dikirimkannya ke Yerusalem untuk mempersembahkan korban penghapus dosa. Ini sungguh suatu perbuatan yang sangat baik dan tepat, oleh karena Yudas memikirkan kebangkitan. Sebab jika tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang gugur itu akan bangkit, niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang mati. Lagipula Yudas ingat bahwa tersedialah pahala yang amat indah bagi sekalian orang yang meninggal dengan saleh. Ini sungguh suatu pikiran yang mursid dan saleh. Dari sebab itu maka disuruhnyalah mengadakan korban penebus salah untuk semua orang yang sudah mati itu, supaya mereka dilepaskan dari dosa mereka.
Tapi karena umat non Katolik menolak kitab Makabe sebagai kanon Kitab Suci mereka, masih ada satu bagian Kitab Suci yang mencatat praktek mendoakan arwah orang yang sudah meninggal yaitu ketika Paulus mendoakan Onesiforus, sahabatnya yang sudah meninggal dan itu dicatat salam Suratnya yang kedua pada Timotius yaitu:
2 Timotius 1:16-18 Maria Kristina 2 Tuhan kiranya mengaruniakan rahmat-Nya kepada keluarga Onesiforus yang telah berulang-ulang menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara. Ketika di Roma, ia berusaha mencari aku dan sudah juga menemui aku. Kiranya Tuhan menunjukkan rahmat-Nya kepadanya pada hari-Nya. Betapa banyaknya pelayanan yang ia lakukan di Efesus engkau lebih mengetahuinya dari padaku.
Pertama-tama di ayat 16 memang St. Paulus mendoakan keluarga Onesiforus yang ditinggalkan tapi kemudian di ayat 18 beliau mendoakan semoga Tuhan melimpahkan rahmatNya kepada Onesiforus dengan kata ganti nya(bukan mereka).
Jadi praktek mendoakan arwah orang yang sudah meninggal sesuai dengan ajaran Kitab Suci.
Dalam berbagai diskusi, umat non Katolik mengatakan bahwa praktek mendoakan arwah orang mati tidak memiliki dasar biblis oleh karena itu mereka menolaknya.
Benarkah pendapat mereka itu? Tentu saja tidak benar. Praktek mendoakan arwah itu sudah ada jauh sebelum zaman Yesus. Dan itu tercatat dalam Kitab Makabe yaitu:
2 Makabe 12:43-45 Kemudian: dikumpulkannya uang di tengah-tengah pasukan. Lebih kurang dua ribu dirham perak dikirimkannya ke Yerusalem untuk mempersembahkan korban penghapus dosa. Ini sungguh suatu perbuatan yang sangat baik dan tepat, oleh karena Yudas memikirkan kebangkitan. Sebab jika tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang gugur itu akan bangkit, niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang mati. Lagipula Yudas ingat bahwa tersedialah pahala yang amat indah bagi sekalian orang yang meninggal dengan saleh. Ini sungguh suatu pikiran yang mursid dan saleh. Dari sebab itu maka disuruhnyalah mengadakan korban penebus salah untuk semua orang yang sudah mati itu, supaya mereka dilepaskan dari dosa mereka.
Tapi karena umat non Katolik menolak kitab Makabe sebagai kanon Kitab Suci mereka, masih ada satu bagian Kitab Suci yang mencatat praktek mendoakan arwah orang yang sudah meninggal yaitu ketika Paulus mendoakan Onesiforus, sahabatnya yang sudah meninggal dan itu dicatat salam Suratnya yang kedua pada Timotius yaitu:
2 Timotius 1:16-18 Maria Kristina 2 Tuhan kiranya mengaruniakan rahmat-Nya kepada keluarga Onesiforus yang telah berulang-ulang menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara. Ketika di Roma, ia berusaha mencari aku dan sudah juga menemui aku. Kiranya Tuhan menunjukkan rahmat-Nya kepadanya pada hari-Nya. Betapa banyaknya pelayanan yang ia lakukan di Efesus engkau lebih mengetahuinya dari padaku.
Pertama-tama di ayat 16 memang St. Paulus mendoakan keluarga Onesiforus yang ditinggalkan tapi kemudian di ayat 18 beliau mendoakan semoga Tuhan melimpahkan rahmatNya kepada Onesiforus dengan kata ganti nya(bukan mereka).
Jadi praktek mendoakan arwah orang yang sudah meninggal sesuai dengan ajaran Kitab Suci.
Post a Comment
Post a Comment