-->

Wahyu 21:14-21: Aspal Sorga


Bacaan: Wahyu 21:14-21

NATS: Jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening (Wahyu 21:21)


Cerita ini mengisahkan tentang seorang penambang yang menemukan emas dan membawa-bawa tasnya yang penuh dengan batangan emas ke mana-mana. Suatu hari ia meninggal dan menuju surga, sambil masih membawa batangan emasnya yang berharga. Setibanya di surga, seorang malaikat bertanya mengapa ia membawa aspal. "Ini bukan aspal," jelasnya, "ini emas." Sang malaikat menanggapi perkataannya dengan berkata, "Di bumi, benda itu memang disebut emas, tetapi di sini, di surga, kami memakainya untuk mengeraskan jalan-jalan." 


Ini memang cuma lelucon. Namun, cerita ini mengajak kita untuk berpikir tentang apa yang kita anggap berharga, dan apa yang benar-benar berharga bagi Allah. 

Wahyu 21:14-21

Dalam Wahyu 21, saya paling terkesan terhadap penggambaran tentang jalan-jalan di surga yang adalah "emas murni bagaikan kaca bening" (ayat 21). Di dunia, kita menilai emas sebagai logam yang paling berharga dan menjadikannya sebagai harta milik kita yang paling berharga. Namun di surga, kita berjalan di atas emas. Sungguh kontras! 


Benda yang kita angap berharga di bumi ini, tidak dinilai tinggi di surga—itu adalah barang-barang tak perlu yang kita beli dan kumpulkan, saham dan rekening bank, kekaguman dan kemasyhuran. Ketika tiba waktunya untuk mengucapkan selamat tinggal kepada bumi, nilai apakah yang masih tertinggal pada barang-barang tersebut? 


Harta benda duniawi sifatnya hanya sementara. Ingat, kekayaan kita yang sejati ada di surga 

Bacaan: Wahyu 21:14-21

MEREKA YANG MENYIMPAN HARTA DI SURGA 

ADALAH ORANG-ORANG TERKAYA DI BUMI

SELAMAT HARI BARU TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA HARI INI. SHALOM!

RELATED TOPIC

RECOMENDATION FOR YOU

DO NOT MISS THIS

Post a Comment

banner