Foto: Youtube |
Perikop dalam Bacaan di atas mengisahkan tentang penangkapan dan pembunuhan para pemimpin jemaat mula-mula. Peristiwa ini terjadi pada masa pemerintahan Raja Herodes. Pada waktu itu, Raja Herodes mulai melakukan tindakan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. Dia menyuruh anak buahnya untuk membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. Ternyata perbuatannya ini menyenangkan hati orang-orang Yahudi yang juga sangat anti terhadap kekristenan yang sedang bertumbuh pesat sekali. Melihat kenyataan seperti ini, Herodes semakin bergairah dalam melaksanakan aksinya untuk menekan serta memusuhi orang-orang Kristen. Sebagai langkah selanjutnya, dia kemudian memerintahkan anak buahnya supaya menahan Petrus juga.
Namun, berhubung saat itu tepat hari
raya Roti Tidak Beragi, maka Petrus tidak langsung diadili dan dihukum mati.
Lalu, apakah yang terjadi pada diri Petrus? Setelah Petrus ditangkap, Herodes
memenjarakannya di bawah penjagaan empat regu, masing-masing regu terdiri dari
4 orang prajurit. Maksudnya supaya sehabis perayaan Paskah, Herodes dapat
menghadapkan Petrus ke depan orang banyak. Untuk apa? Tidak lain adalah untuk
melakukan tindakan sebagaimana yang telah dia lakukan terhadap Yakobus. Dengan
kata lain, hukuman mati telah siap menanti Petrus. Petrus pun mengetahui persis
apa yang akan terjadi atas dirinya. Ketika dia telah berada dalam penjara,
mendapati dirinya dalam keadaan dibelenggu dan dijaga dengan ketat sekali,
tentu dia merasa sudah tidak ada lagi jalan keluar baginya. Tidak ada
pertolongan yang bisa diharapkannya saat itu. Dia sedang menanti hukuman mati
yang segera dijatuhkan kepadanya oleh Herodes. Dia menyadari bahwa dirinya akan
mengalami nasib yang sama dengan Yakobus. Dalam keadaan seperti itu, terbayang
dalam pikirannya bahwa dia harus berpisah dengan seluruh jemaat yang selama ini
dipimpinnya, termasuk keluarga dan sanak saudaranya. Rasanya mustahil bagi
Petrus untuk bisa bertemu kembali dengan mereka yang amat dikasihinya.
Barangkali Saudara lantas berpikir
dan bertanya, "Apakah relevansi antara peristiwa yang dialami Petrus
dengan kehidupan saya? Saya kira kisah ini tidak ada sangkut pautnya sama
sekali dengan kehidupan saya. Selama ini saya belum pernah tahu bagaimanakah
rasanya hidup dalam penjara, sebagaimana yang dialami Petrus. Bagi saya, kisah
ini hanya baik untuk diceritakan kepada anak-anak sekolah minggu!" Ya,
saat ini pun Saudara bisa saja berpikir demikian. Secara harfiah, memang kita
mungkin tidak pernah mengalami peristiwa seperti Petrus. Melihat penjara saja
belum pernah, apalagi mendekam di tempat itu untuk beberapa waktu lamanya!
Namun di sana terdapat suatu pelajaran. Sesungguhnya ada banyak orang Kristen
yang mengalami peristiwa seperti Petrus. Mereka terpenjara bukan dalam arti
meringkuk di sebuah sel atau kamar sempit di dalam lembaga pemasyarakatan.
Tetapi, mereka terpenjara di balik dinding putih di rumah sakit, karena
terserang oleh penyakit yang sudah sangat kronis. Ada banyak orang Kristen yang
dipenjarakan oleh berbagai macam kesulitan dan persoalan hidup sehari-hari.
Baik itu persoalan dalam kehidupan rumah tangga, pekerjaan, ekonomi, studi, dan
lain sebagainya.
Baca juga:
1. Doa Adalah Kunci Jawaban Atas Setiap
Masalah
Dikatakan dalam Kisah Para Rasul
12:5 sebagai berikut: "Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi
jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah." Itulah satu-satunya usaha
atau cara yang dapat mereka lakukan untuk membebaskan Petrus dari penjara.
Berdoa kepada Allah adalah jalan keluar yang mereka tempuh untuk mengatasi
kesulitan yang mereka alami. Mereka tidak meminta atau mencari pertolongan
kepada manusia. Namun, justru inilah jalan keluar yang sangat jitu. Herodes
tidak pernah mengerti hal ini sama sekali. Karena itu, dia pun tidak mampu
mencegah atau menghalang-halangi usaha jemaat tersebut. Ya, doa merupakan kunci
utama bagi setiap orang percaya untuk bisa keluar dari berbagai macam kesulitan
atau persoalan. Tuhan menghendaki supaya kita pun dapat belajar dan berbuat
seperti yang dilakukan oleh jemaat mula-mula. Terutama sekali, pada saat kita
menghadapi suatu masalah atau tantangan hidup yang amat pelik. Inilah maksud
Tuhan mengapa kisah tentang Petrus dalam penjara dituliskan dalam Alkitab.
Tuhan mau agar kita menuruti setiap kehendak-Nya yang telah dinyatakan dalam
firman-Nya.
Sesungguhnya, di dalam doa
terkandung rahasia yang amat indah dan luar biasa. Lebih dari itu, doa akan
membuat diri kita bertumbuh di dalam Tuhan. Melalui doa pula kita dapat merasa
dekat sekali dengan Dia. Sebab di dalam doalah kita bisa berdialog,
berkomunikasi, atau berbicara dengan Tuhan secara leluasa. Doa bisa diibaratkan
dengan seorang anak yang sedang mengadukan segala persoalannya kepada sang
ayah. Atau, bisa juga bagaikan seseorang yang sedang mengungkapkan seluruh isi
hatinya kepada kekasih yang menjadi pujaan hatinya. Di dunia ini, kita tentu
akan memberikan banyak perhatian dan waktu kepada seseorang yang amat kita
hormati dan kasihi. Kalau kita mencintai seseorang, sudah pasti kita ingin
selalu berdekatan dengannya. Rasa-rasanya kita enggan untuk berjauhan atau
berpisah dengan kekasih kita. Ada saja yang ingin kita percakapkan dan
ungkapkan kepadanya. Pokoknya, kita tidak akan kekurangan atau kehabisan bahan
pembicaraan. Ya, hal ini bisa terjadi sebab kita sangat mencintai kekasih kita.
Nah, seharusnya demikian juga kita
dengan Tuhan. Jika kita sungguh-sungguh mengasihi Dia, kita harus memberikan
waktu khusus untuk berdialog dengan-Nya. Kita perlu menyediakan waktu untuk
bercakap-cakap dengan Dia tanpa diganggu oleh kesibukan atau pun orang lain.
Inilah yang dimaksudkan dengan berdoa yang sebenarnya. Jadi, doa bukanlah
sekadar suatu kebiasaan rutin atau kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap
orang Kristen. Doa memiliki arti yang begitu penting dan memberikan kuasa yang
amat luar biasa bagi setiap orang percaya. Jemaat mula-mula mengetahui rahasia
yang terkandung di dalam doa. Karena itulah mereka berdoa kepada Allah dengan
tekun sekali.
Baca Juga:
2. Doa Berkuasa Untuk Menggoncangkan
Surga
"Doa
orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya"
(Yakobus 5:16b). Di sini Tuhan sendiri berjanji bahwa Dia akan memberikan
kuasa-Nya yang amat dahsyat lewat doa setiap orang yang sungguh-sungguh percaya
kepada-Nya. Apakah yang terjadi sewaktu jemaat dengan tekun dan sungguh-sungguh
berdoa kepada Allah? Ternyata ketika mereka berdoa, suasana di surga goncang
dan gempar. Allah menjadi tidak bisa tinggal diam. Kemudian Dia mengutus
malaikat-Nya ke bumi untuk membebaskan Petrus. Mari kita lihat tindakan Allah
setelah Dia mendengarkan doa jemaat itu.
Kutipan Alkitab di atas menyatakan
bagaimana Allah menjawab doa jemaat dengan cara yang sangat ajaib. Allah
mendengar segala seruan dan pergumulan mereka di dalam doa supaya Petrus dapat
terbebas dari hukuman maut yang hendak dijatuhkan oleh Herodes. Isi doa mereka
kira-kira demikian: "Tuhan, tolong selamatkan Petrus dari tangan Herodes!
Engkau tahu, betapa kami telah merasa sangat kehilangan Yakobus, hamba-Mu yang
setia. Jangan biarkan kami kehilangan Petrus juga sekarang. Kami sangat
memerlukan pimpinan Petrus, hamba-Mu itu, agar kami dapat tetap kuat mengiring
Engkau. Karena itu, nyatakan kuasa-Mu yang ajaib dan bebaskan Petrus dari
penjara!" Begitulah kita-kira isi doa yang mereka panjatkan kepada Allah.
Mereka terus-menerus berdoa dengan tekun dan sehati. Mendengar doa seperti ini,
Allah tidak lagi bisa tinggal diam saja. Kita telah melihat dari kutipan
Alkitab tadi bagaimana Allah menjawab doa mereka, yaitu melepaskan Petrus dari
penjara dengan cara yang luar biasa sekali. Dia mengutus malaikat-Nya untuk
membawa Petrus keluar dari penjara tanpa diketahui oleh prajurit yang sedang
menjaganya secara ketat. Bahkan Petrus sendiri sempat ragu-ragu apakah yang
dialaminya itu sungguh-sungguh merupakan kenyataan ataukah dia sedang bermimpi.
Jika kita menyimak kisah ini dengan
lebih saksama lagi, maka kita akan menemukan satu fakta yang amat mengagumkan.
Fakta apakah itu? Yakni jawaban atau pertolongan Allah yang tidak pernah
terlambat. Dia membebaskan Petrus tepat pada malam sebelum Petrus dijatuhi
hukuman pada keesokan harinya. Dan yang lebih mengagumkan lagi, Allah
menyatakan kuasa dan pertolongan-Nya ketika jemaat itu masih bertekun di dalam
doa. Jadi, bukan setelah mereka selesai berdoa. Inilah contoh tentang doa yang
menggoncangkan surga. Doa yang dijawab Allah secara langsung. Dalam Kisah Para
Rasul 12:12 disebutkan begini: "Dan setelah berpikir sebentar, pergilah ia
(Petrus) ke rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus. Di situ banyak
orang berkumpul dan berdoa." Setelah malaikat Tuhan menuntun dia sampai di
luar pintu gerbang besi penjara, Petrus segera pergi ke rumah seorang wanita
yang bernama Maria. Dan ternyata dia mendapati ada banyak orang yang lagi
berkumpul dan berdoa di sana. Untuk apakah mereka berkumpul dan berdoa? Tidak
lain untuk meminta pertolongan kepada Allah, agar Petrus bisa bebas dari
penjara. Hasilnya sungguh luar biasa. Allah mendengarkan dan menjawab doa
mereka seketika itu juga.
Karena itu, sebagai orang percaya,
kita tidak perlu takut atau khawatir bila sedang menghadapi suatu masalah. Pada
saat kita merasa sedih karena penderitaan, persoalan, atau pun beban tertentu
yang menindih hidup kita, maka doalah yang harus menjadi jalan keluar paling
utama bagi kita. Jangan kita lantas mencari dan meminta pertolongan kepada
seseorang atau sesuatu yang lain. Dan jika doa itu kita panjatkan dengan yakin,
tekun, dan sungguh-sungguh, pasti surga akan digoncangkan. Allah tidak akan
tinggal diam. Dia akan memberikan pertolongan-Nya kepada kita secara ajaib
tepat pada saatnya. Kita harus memercayai semua janji yang telah Dia berikan
dalam firman-Nya. Khususnya dalam hubungan dengan masalah doa ini, kita dapat
mengimani dan mengamini ayat-ayat berikut:
"Berserulah kepada-Ku pada
waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan
Aku." (Mazmur 50:15) "Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang
untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk
mendengar." (Yesaya 59:1)
"Berserulah kepada-Ku, maka Aku
akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan
yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui." (Yeremia 33:3)
"Mintalah, maka akan diberikan
kepadamu; carilah maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan
bagimu." (Matius 7:7)
"Jikalau kamu tinggal di dalam
Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki,
dan kamu akan menerimanya." (Yohanes 15:7)
"Karena itu hendaklah kamu
saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang
benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16)
Baca Juga:
3. Harus Beriman Bahwa Allah Telah Menjawab Doa
Kita
sendiri merasa tidak yakin apakah Dia benar-benar sanggup mengabulkan doa kita.
Inilah sebabnya mengapa doa kita seakan-akan tidak pernah didengar dan dijawab
Tuhan. Akibatnya, banyak orang Kristen lalu berkata bahwa janji Tuhan dalam
firman-Nya sudah tidak dapat dipercaya lagi. Padahal, sebenarnya kesalahan
terletak pada diri orang yang bersikap demikian. Bukan pada Tuhan. Kita harus
menghilangkan segala keraguan atau kebimbangan yang sering tanpa kita sadari
timbul dalam hati. Dengan kata lain, kita harus yakin dan beriman terlebih dulu
bahwa Allah telah menjawab segala sesuatu yang kita doakan. Hanya dengan
bersikap demikian inilah doa kita dapat dijawab dan dikabulkan Tuhan (Markus
11:24). Alkitab juga mengatakan, "Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan
sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang
laut, yang diombang-ambingkan kian kemari oleh angin. Orang yang demikian
janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan." (Yakobuas
1:6-7)
Bahkan yang lebih parah lagi,
seseorang masih saja tetap tidak bisa percaya pada waktu doanya benar-benar
dikabulkan Tuhan. Tidakkah Dia akan merasa prihatin sekali terhadap
anak-anaknya yang seperti ini? Orang yang demikian biasanya merasa bingung
sendiri sewaktu mendapati bahwa apa yang dia doakan ternyata sungguh menjadi
kenyataan. Dia tidak segera dapat percaya ketika doanya telah Tuhan jawab. Sikap
semacam ini juga kita jumpai dalam diri jemaat mula-mula. Mereka tidak segera
percaya pada saat Petrus sungguh-sungguh telah keluar dari penjara. Alkitab
mencatat peristiwa tersebut sebagai berikut: Dan ketika ia (Petrus) mengetuk
pintu gerbang, datanglah seorang hamba perempuan bernama Rode untuk mengetahui
siapa yang mengetuk itu. Ia terus mengenal suara Petrus, tetapi karena
girangnya ia tidak membuka pintu gerbang itu dan segera masuk ke dalam untuk
memberitahukan, bahwa Petrus ada di depan pintu gerbang. Kata mereka kepada
perempuan itu, "Engkau mengigau." Akan tetapi ia tetap mengatakan,
bahwa benar-benar demikian. Kata mereka, "Itu malaikatnya." Tetapi
Petrus terus-menerus mengetuk dan ketika mereka membuka pintu dan melihat dia,
mereka tercengang-cengang." (Kisah Para Rasul 12:13-16)
Baca Juga:
Jika kita menginginkan doa kita
dijawab dan dikabulkan Tuhan, maka terlebih dahulu kita pun harus percaya
sepenuh kepada firman-Nya. Alkitab mengajarkan bahwa Tuhan pasti menjawab doa
orang yang benar dan tidak mendua hatinya. Jadi, kita perlu beriman
sungguh-sungguh bahwa apa yang kita minta itu akan kita terima dari Tuhan. Kita
harus yakin bahwa Dia berkuasa untuk mengatasi setiap masalah dan pergumulan
yang kita hadapi. Firman-Nya mengatakan, "Janganlah hendaknya kamu
khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu
kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur" (Filipi 4:6).
Karena itu, kita tidak perlu khawatir, takut, atau pun bimbang pada saat
mengalami persoalan apa saja. Melalui doa, kita datang kepada Tuhan dan
menyerahkan segala beban hidup kita kepada-Nya. Dan dengan iman, kita percaya
bahwa Dia sanggup menolong kita.
1. Ketekunan
Selain beriman sungguh-sungguh,
diperlukan satu faktor lagi agar doa kita dapat dijawab Tuhan. Faktor tersebut
ialah ketekunan. Jadi, kita harus berdoa dengan tekun dan tidak jemu-jemu,
sebagaimana yang dilakukan jemaat mula-mula ketika mereka mendoakan Petrus.
Faktor ini biasanya sering juga tidak dipahami oleh sebagian besar orang
Kristen masa kini. Mereka kurang bertekun dan menjadi cepat bosan ketika doa
mereka rasa-rasanya tidak didengar Tuhan. Memang, manusia cenderung
menginginkan segala sesuatunya terjadi dengan cepat. Kalau bisa, sekali dia
minta langsung mendapatkan. Bukankah orang mengatakan bahwa menunggu adalah
pekerjaan yang paling membosankan? Tetapi, jika kita ingin supaya doa kita
dijawab Tuhan, kita harus membuang jauh-jauh konsep tersebut. Sebaliknya, kita
harus mengerti bagaimanakah cara Tuhan bekerja. Tuhan memunyai cara dan waktu
yang sangat berbeda dengan yang kita harapkan. Dia berbuat sesuatu untuk
menolong kita sesuai dengan waktu-Nya sendiri. Bukan berdasarkan atas keinginan
kita yang maunya serba cepat.
Dalam perumpamaan tentang hakim yang
tidak benar, Yesus mengajar murid-murid-Nya supaya mereka berdoa dengan tidak
jemu-jemu. Kebenaran dalam perumpamaan ini harus kita pahami betul. Hal ini
merupakan salah satu faktor penting agar doa kita dapat dijawab Tuhan. Yesus
berkata, "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang
siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong
mereka?" (Lukas 18:7). Sering kali, Tuhan menguji kita dalam hal ini.
Sampai sejauh manakah ketekunan kita untuk tetap bergantung harap kepada-Nya?
Kadangkala Tuhan seolah-olah membiarkan kita tinggal dalam suatu persoalan yang
tak pernah terselesaikan. Walaupun kita sudah berdoa dan beriman
sungguh-sungguh, namun kita merasa bahwa Dia tidak berbuat sesuatu untuk
menolong kita. Di sinilah Tuhan sedang menguji diri kita. Apakah kita tetap
bisa bertekun di dalam doa dan terus berharap kepada-Nya? Ataukah kita justru
akan berhenti berdoa dan mulai mencari pertolongan kepada yang lain?
Sebenarnya Tuhan bukan tidak mau
mendengar atau menjawab doa kita. Dia menghendaki supaya kita bertekun dan
tetap percaya kepada-Nya dalam keadaan apa pun. Dan jika ketekunan kita
benar-benar telah teruji, pasti Dia menggenapi janji-Nya kepada kita tepat pada
saat-Nya. Janganlah kita cepat berputus asa apabila menghadapi suatu
penderitaan atau kesulitan dalam kehidupan ini. Itu berarti Tuhan sedang
menguji ketekunan kita. Jikalau kita berhasil lulus dari ujian tersebut, yaitu
tetap bertekun di dalam penderitaan, tentu Tuhan akan menyatakan
pertolongan-Nya kepada kita. Dalam Ibrani 10:34-36 dikatakan demikian,
"Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang
hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita,
sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih
menetap sifatnya. Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena
besar upah yang menantinya. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah
kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu."
Dari ayat firman Tuhan di atas, kita
mengerti sekarang bahwa kita perlu bertekun di dalam doa. Hanya melalui
ketekunan, doa kita akan didengar dan dijawab Tuhan. Inilah rahasia doa yang
berkuasa dan dijawab Tuhan. Jemaat mula-mula juga bertekun di dalam doa. Dengan
doa yang seperti itulah Tuhan menyatakan kuasa-Nya dan Petrus dilepaskan dari
dalam penjara. Persoalan apa pun akan terselesaikan jika kita mau bertekun di
dalam doa.
Sumber:
K.A.M.
Jusuf Roni. 1990. Doa
dan Iman. Yogyakarta :Yayasan
ANDI
Apa Kata Alkitab Tentang LGBT (Kaum Homoseksual Dan Biseksual) Klik >>>>DISINI
Post a Comment
Post a Comment