Bacaan : Kolose 3:22-25
3:22 Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu
yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk
menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.
3:23 Apa pun juga yang kamu perbuat,
perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
3:24 Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah
kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah
tuan dan kamu hamba-Nya.
3:25 Barangsiapa berbuat kesalahan, ia
akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang.
Kualitas Pekerjaan
Nats : Apa
pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan
dan bukan untuk manusia (Kolose 3:23)
Kualitas sebuah pekerjaan tidak ditentukan oleh
"nilai rohani" yang terkandung dalam pekerjaan itu—misalnya pendeta
atau orang yang bekerja di lembaga keagamaan, tetapi oleh motivasi yang
mendasarinya. Seorang petani yang bekerja dengan motivasi "bekerja buat
Tuhan", akan lebih bernilai karyanya, daripada pendeta yang berkhotbah
sekadar untuk mendapatkan honorarium atau pujian.
Pekerjaan apa pun—selain tentunya baik dan benar—yang
penting sungguh-sungguh dilakukan untuk Tuhan. Ada sebuah sajak yang dikutip
oleh Pdt. Eka Darmaputera dalam salah satu bukunya, Tuhan dari Poci dan Panci. Konon sajak itu ditulis oleh seorang
pekerja rumah tangga berumur 19 tahun:
Tuhan dari
setiap poci dan panci, aku tak punya cukup waktu, bukan pula seorang ahli,
untuk menjadi anak-Mu dengan mengerjakan yang suci-suci. Tapi jadikanlah aku
anak-Mu melalui makanan yang kusaji. Jadikanlah aku anak-Mu melalui
piring-piring yang kucuci. Hangatilah dapur ini dengan kasih-Mu. Terangi dapur
ini dengan sinar-Mu. Sama seperti ketika Engkau menyajikan makanan di tepi
danau, atau ketika perjamuan malam. Dan terimalah pekerjaanku yang sehari-hari
ini, yang kukerjakan bagi Engkau sendiri.
Nasihat Paulus memang ditujukan bagi para hamba dalam
hal ketaatan kepada tuannya. Namun juga berlaku bagi semua orang dalam setiap
profesi. Bukankah setiap profesi sangat berarti, jika dikerjakan sebagai bagian
dari persembahan kepada Tuhan?
Post a Comment
Post a Comment